Kamis, 03 Oktober 2024

tutorial winstreak 500 x di mobile legend

 


gak mungkin anjay.....



Senin, 23 September 2024

Membuat Kue Bika Ambon

 


Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat kue Bika Ambon:

Bahan-bahan:

  • Bahan A:

    • 500 ml santan
    • 200 g gula pasir
    • 1 sdt garam
    • 3 lembar daun pandan, simpulkan
  • Bahan B:

    • 250 g tepung sagu
    • 1 sdt ragi instan
    • 4 butir telur
    • 1 sdt air jeruk nipis

Langkah-langkah:

  1. Membuat Santan:

    • Panaskan santan dengan daun pandan, gula, dan garam hingga gula larut. Jangan sampai mendidih. Angkat dan biarkan dingin.
  2. Mencampurkan Bahan Kering:

    • Dalam wadah terpisah, campurkan tepung sagu dan ragi instan. Aduk rata.
  3. Membuat Adonan:

    • Kocok telur dengan air jeruk nipis hingga mengembang. Tambahkan campuran tepung sagu sedikit-sedikit sambil terus diaduk.
    • Setelah itu, tuangkan santan yang sudah dingin ke dalam adonan dan aduk hingga rata.
  4. Fermentasi:

    • Tutup adonan dengan kain bersih dan biarkan selama 2-3 jam di tempat hangat agar adonan berfermentasi dan mengembang.
  5. Memanggang:

    • Panaskan kukusan. Siapkan loyang yang telah diolesi minyak atau dialasi daun pisang.
    • Tuang adonan ke dalam loyang dan kukus selama 30-40 menit hingga matang. Pastikan untuk tidak membuka tutup kukusan selama proses pengukusan.
  6. Dinginkan:

    • Setelah matang, angkat dan biarkan kue dingin sebelum dipotong.
  7. Sajikan:

    • Potong kue Bika Ambon sesuai selera dan sajikan. Nikmati dengan kopi atau teh!

Selamat mencoba membuat Bika Ambon! Jika ada pertanyaan, jangan ragu untuk bertanya.

Selasa, 30 Oktober 2018

Karena Kita Bisa Saling Segalanya

Peran Kita Untuk Penyandang Disabilitas

Dengan kita mengetahui cara berintraksi dengan penyandang disabilitas, maka disabilitas bisa dipahami sebagai keragaman dalam masyarakat. Kekakuan, rasa takut, bahkan sikap berlebih terhadap orang dengan disabilitas dapat dihindari. Dengan begitu, kita bisa menjadi bagian dalam mendorong terciptanya Indonesia yang ramah disabilitas. Banyak hal terjadi karena sudah biasa. Kejadian yang tidak biasa seringnya menimbulkan kecanggungan. Sebagai contoh, masyarakat tidak terbiasa berinteraksi dengan orang berdisabilitas karena lebih jarang bertemu dengan orang berdisabilitas di ruang publik. Sikap yang terlihat malah kikuk, “takut salah”, atau bahkan cenderung berlebihan setiap kali saling berinteraksi.
Bukan hanya itu, lebih jarangnya kehadiran orang dengan disabilitas di ruang publik sebenarnya merupakan penanda bahwa terjadi proses diskriminasi dan pembiaran selama bertahun-tahun. Orang dengan disabilitas “tidak dibiarkan” berada di ruang publik secara mandiri, termasuk dan bebas berinteraksi dengan lebih banyak orang. Orang dengan disabilitas termarjinalkan dari masyarakat umum.
Setelah disahkannya UU Penyandang Disabilitas, negara—yang dalam hal ini dilaksanakan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah—menjamin kesempatan yang lebih luas bagi masyarakat dengan disabilitas untuk mendapatkan lebih banyak akses dalam berinteraksi dengan lingkungan , ksekitarnya. UU Penyandang Disabilitas juga menjamin aksesibilitas untuk orang dengan disabilitas mendapatkan hak-hak dasarnya, sama dengan semua orang. Keberadaan UU Penyandang Disabilitas akan mendorong kehadiran para disabilitas di ruang-ruang publik; bukan hanya sebagai objek, tetapi juga sebagai subjek.
Berkaca pada situasi tersebut, perlu ada kesadaran yang lebih mendalam dari kita semua bahwa orang dengan disabilitas juga merupakan warga negara yang berhak hidup secara mandiri dan bebas. Mereka berhak menempati ruang-ruang publik dan memanfaatkan segala fasilitas umum tanpa kendala. Dengan begitu, kita semua perlu memahami bagaimana berinteraksi langsung dengan para disabilitas.
Bergerak Bersama disabilitas
Saat ini aktivitas kita sangat didukung dengan adanya fasilitas dan kemampuan, tapi kegiatan yang mudah kita lakukan belum tentu mudah untuk dilakukan bagi penyandang disabilitas. Karena tidak semua fasilitas cocok untuk penyandang disabilitas. Bahkan penyandang disabilitas sering tidak mendapatkan dasilitas bahkan mereka juga sering diperlakukan berbeda. Semua itu terjadi karena kebanyakan dari kita tidak tahu cara berinteraksi dendan penyandang disabilitas. Biasanya kita sering bersikap acuh terhadap penderita disabilitas tapi lebih sering kita keliru bersikap terhadap mereka, sekalipun awalnya maksud kita baik.
Hal yang perlu kita lakukan adalah perlakukanlah penyandang disabilitas seperti kita mau diperlakukan orang lain. Ibaratkan jika sedang mati lampu kita bahkan tidak bisa melihat apa-apa, kemudian secara tiba-tiba ada orang yg datang menepuk pundak kita, apa yang terjadi pada kita? Sudah pasti merasa terkejut. Begitulah respon penderita tunanetra jika ada seseorang yang ingin membantunya tapi tidak bertanya terlebih dulu. Maka dari itu cara membantu penderita tunanetra dengan cara menyentuh punggung tangan kemudian bertanya dulu terlebih dahulu bukan langsung memegangnya apalagi sampai menyeretnya , setelah itu biarkan penderita tuanetra yang memegang tangan kita untuk berjalan.
Setiap haripun kita melihat perbedaan, dan kebanyakan mereka yg berbeda lebih menarik perhatian. Jangan sampai perbedaan yang terlalau menonjol membuat kita kesal. Sebagai contoh ketika ketika mendengar penderita tunarungu berbicara dengan orang normal maka orang normal ini pun akan bersuara dengan sangat keras. Saat mendengar itu seharusnya kita tidak perlu kesal karena kitapun pernah berteriak keras-keras saat nonton konser atau menyanyi sendiri saat mendegarkan music. Kalua ingin menyapaorang yang sulit mendengar atau penderita tunarungu, kita bisa menepuk pundaknya lalu berbicara seperti biasa tidak terlalau cepat dan juga tidk terlalu lambat atau jika bisa ditambah dengan Bahasa isyarat. Karena penderita tunarungu bisa membaca gerak mulut dan Bahasa isyarat lebih baik daripada kita.
Seringkali kita terlalu cuek sehingga tidak bisa membedakan apakah orang itu berbeda atau tidak. Tapi apakah perbedaan itu begitu penting dalam menentukan sikap kita ? apalagi lagi sampai membuat kita melihat dari ujung rambt hingga ujung kaki. Apakah kita sendiri suka dilihat seperti itu ? seharusnya tidak peduli mereka penyandang disabilitas atau bukan, kepada semua orang sudah sepantasnya kita berlaku sopan. Penampilan orang dengan disabilitas mental sering kali tidak berbeda jauh dengan kita. Mereka juga punya indentitas yaitu KTP jadi mereka juga memiliki hak sama seperti orang normal. Mereka juga berhak untuk ikut pemilu. Yang mereka butuhkan adalah interaksi social agar mereka juga dapat memahami kondisi sekitar dan dapat bersosialisasi. Kalau bingung kita harus bersikap seperti apa terhadap disabilitas mental  kita hanya perlu tersenyum ramah
Sementara itu kita tahu diluar sana banyak fasilitas di Indonesia yang belum ramah untuk semua orang. Loket berkaca gelaptidak membuat kita nyaman berkomunikasi, orang dengan gangguan pendengaran jadi tidak bisa membaca gerak bibir. Trotoar rusak sangat berbahaya bagi pejalan kaki, apalagi bagi yang berkursi roda dan tunanetra. Hal yang perlu kita lakukan adalah mendorong perbaikan fasilitas yg ada di Indonesia agar penyandang disabilitas juga bisa menikmati fasilitas yang ada.
Dengan adanya undang-undang disabilitas No.8 tahun 2016 berlaku sejak April 2016. Memastikan agar perbaikan fasilitas umum turut memenuhi kebutuhan penyandang disabilitas. Peran kita sangan dibutuhkan dalam melaksanakan UU No.8 Tahun 2016 tentang Disabilitas. Ada 25 sektor yang dibahas diantaranya transportasi, kesehatan, tenaga kerja,komunikasi, dan fasilitas bangunan. Karena tanpa fasilitas kita sulit beraktifitas, dan karena setiap orang punya kemampuan yang berbeda-beda maka semestinya fasilitas umum cocok untuk semua orang termasuk untuk penyandang disabilitas.
Maka dari bagi kita yang bukan penyandang disabilitas sudah sepantasnya kita bergerak untuk penyandang disabilitas agar mereka bia mendapatkan hak yang sama seperti kita. Janagan lagi merendahkan penyandang disabilitas atau bahkan tidak memerdulikan penyandang disabilitas.

Fahira Salsabilah

Minggu, 25 Februari 2018

Kenapa Harus Twice


        berawal dari setiap gw nongkrong temen gw Abud selalu bersenandung "i'm like tity just like titi" itu mulu yang dia senandungin, padahal nih bocah pendengar musik rock 90'an, anjir ini orang nyanyi jorok bet "lu nyanyi jorok bbanget bud najis dah, bocah cabul" yang gw denger dan ada di pikiran gw tuh tity artinya toked njir, astaghfirullah pikiran gw keruh bet. terus dia ngebantah dong, "gak cabul anjir ti ti yan, 'T.T' emot icon nangis, elu yak yang cabul" | "lagu siapa emang itu?" | "ada girlband korea Twice namanya" denger girlband korea pikiran gw langsung "anjir pasti videonya seksi ya bud?" macem sistar, bhusetdah bora bay lu tau sendiri, sehari juga gak abis itu. "engga yan lucu videonya" langsung gw buka youtube saat itu juga, gw nonton ampe goblog, imej gw tentang girlband korea bubar langsung seakan iman islam gw  gak lepas kayak lu lagi minum khamar, iman lu langsung lepas saat itu (cek hadis gw lupa hadis yang mana, maaf) gw masih insecure tapinya gak bisa secepet itu juga terima kalo girlband korea itu identik sama seksi dan menggairahkan. gw cek video lainnya, bam bam bam, yang rada menjurus emang cuma satu itu video  "ooh ah ooh ah"
udah cukuup kayaknya pengantarnya, segitu aje, gak kayak pengantar skirpsi emang yang bisa satu lembar A4 margin 4-3-3. sekarang masuk ke pokok bahsan. kenapa harus twice saat itu juga.

1. musiknya enak-enak
gw bisa klaim dengan sadar kalo gw pecinta musik, apa aja gw denger, selama musiknya enak, ampe lagu dangdut kerawang-cirebon juga bisa masuk ke telinga gw. musik twice itu iramanya enak semua, semuanya. anjir cem fan garis keras opini gw, mungkin ada beberapa yang pertama kali gw denger kurang asique menurut gw, cuma ketika gw denger ulang-ulang, yailah ini musik enak bet, ada satu lagu twice yang pertama gw denger, anjir ini lagu apaan, judulnya "likey" cuma gegara keputer otomatis kalo gw dengerin lagu twice, lama-lama lagunya enak, cinta datang karena terbiasa, anjay. ditambah sekarang likey ganti main vocal, makin enak aja di denger, dahyun yang main vocal, yang ngerap si momo, badass emang suara dahyun di lagu ini. nah lagu kesukaan gw ya "T.T"
2. video klipnya gak seronok & gak ada cowoknya
lagu tanpa video klip rasanya kayak aku tanpa kamu, bisa sih jalanin hari, cuma jadi sekedar aja gitu. video klip Twice itu lucuk-lucuk, enak buat ditonton terus-terusan, konsepnya unik-unik, udah gitu full color sampe sejauh ini, full color campur monochrome juga ada "cheer up". pakean sama gerakan narinya juga lucuk, gak adadah unsur seronok bahkan di ooh ah juga yaelah standaran dah, jadi kalo gw lagi nonton di youtube terus ibu gw liat juga masih santai gw, coba kalo gw nonton ma boy, berantakan karir gw saat itu juga. gak ada cowoknya, ini nih ini, yang paling gw apresiasi, mereka tau penontonya banyak yang tuna asmara, makanya gak mau dia bikiin panas penonton, sekalinya ada itu cowok mukenya ditutupin properti kayak di lagu "cheer up" sama "signal". terus kalo videoklip yang paling gw suka "one more time" jagoan gw lagi cakep-cakepnya disitu

3. koreografinya lucuk
gak kayak girlband-girlband korea yang gw tau, twice punya koreografi yang bisa bikin gw ketawa disetiap videoklipnya, iya gw ketawa beneran, bisa anjir kepikiran bikin gerakan kayak gitu, yahlu kalo gak ketawa mah ada yang gak beres sama kukulu, iye otaklu di kuku soalnya. ada yang bilang "twice mah sekedar gerakannya, coba lu tonton girlfriend" gw coba tuh tonton, emang sih lebih ada-ada aja gerakannya, cuma gak lucuk, lebih ke arah keren.

4. jagoan gw
sejatinya laki-laki harus punya jagoan, kayaklu nonton power ranger aje, lu pasti mulih jagoan, pertama banget gw liat twice gw secara polos tanpa pertimbangan matang jagoan gw saat itu momo, soalnya pas video klip "T.T" dia di tengah mulu terus pas yang gerakan dia nonjok-nonjok pipi itu lucu bet parah, udah gitu momo mukanya gak kayak orang korea, jadi gw bisa langusng tau itu jagoan gw. soalnya gw kalo nonton apa-apa yang berbau korea selatan yang gw liat muka ceweknya sama semua anjir, ini siap itu siapa seakan sama, makanya gw pilih momo. seiring berjalannya waktu, mata gw disadarkan oleh pipinya dahyun sama matanya, anjir ini orang oplas dimane, pen gw kasih kartika sari dokternya, "makasih dok, kerjaanlu bagus". FYI aje nih Dahyun itu udah tipe gw bet, badannya kecil mukanya tembem, matanya galak, gw kalo diomelin sambil diplototin dia, nurut pasti gw "bian kamu jangan kerja, tiduran aja di kamar!" gak pake ngelawan gw pasti langsung nurut. udah gitu lucuk lagi bocahnya, kelakuannya ada-ada aja. sempurna dah dia, semuanya ada.



Honorer Relationship #3


Mereka berdua sampai di suatu apartemen, setelah  memarkirkan mobilnya Nadi membukakan pintu untuk Artri kemudian menggandengnya menuju lobi, genggamannya kali ini tidak sekasar saat sebelumnya, entah kenapa Artri tidak melawan sama sekali untuk kali ini, setibanya di lobi salah satu satpam menegur Nadi “pak guru mau ngapain bawa-bawa perempuan bukan muhrim ke apartemen? Mau main gila ya pak” candaan dari satpam di balas dingin oleh tatapan Nadi. Artri hanya bisa menunduk sambil tetap langkahnya mengikuti Nadi menuju lift. Keluar dari lift mereka menuju suatu kamar tapi Nadi tidak membuka kamar tersebut, dia mengetuk kamar tersebut
“Assalamualaykum, mba Qifah, ini saya Nadi”
“oh iya mas Nad, sebentar” sahut wanita yang ada di dalam ruangan tersebut, selang beberapa detik muncullah wanita berdaster panjang dengan rambut kuncir kuda, sambil menggendong anaknya dengan kain gendong
“maaf mba Qifah ini saya mau ngerepotin lagi” perkataan Nadi yang lembut sangat berbeda sekali saat dia berbicara dengan Artri
“oh iya masalah waktu itu ya” Mba Qifah seperti sudah sangat paham dengan apa yang diminta Nadi. hal tersebut membuat Artri semakin bertanya-tanya sebenarnya apa yang telah terjadi antara dia sampai ada orang lain lagi
“iya mba, biar Raka saya yang gendong deh” Nadi menawarkan jasa jaga bayi sambil tersenyum sopan.
“udah ndak usah mas, yaudah tolong buka aja kamarnya” Mba Qifah menolak tawaran Nadi dan ingin langsung membantu Nadi secara sukarela
“Artri sekarang kamu ikut sama Mba Qifah ya, jangan bicara keras-keras karena ada bayi” pesan Nadi sebelum mereka memasuki kamar
“gak usah dibilangin gw juga ngerti!” Artri membalasnya dengan bisikan ketus di telinga Nadi
“yaudah Mba Qifah saya tinggal ke bawah dulu ya cari makan” Nadi tidak memberikan respon apapun kepada Artri tapi malah berbicara kepada Mba Qifah
“eh sebentar pak guru yang terhormat, lu bilang mau selesain urusan kita berdua tapi kenapa malah kayak gini sih!?” bentak Artri saat Nadi ingin meninggalkan mereka berdua, saat itu juga bayi Raka bergerak kaget lalu menangis. Artri lalu berbalik badan segera mengusap kepala Raka sambil tangan satunya menepuk-nepuk paha bayi tersebut, melihat hal tersebut mba Qifah tersenyum manis, tapi tidak dengan Nadian, ada ekspresi lain yang hadir di hatinya.
“aduh maaf ya Raka, sh sh sh sh, udah-udah bubu lagi ya. Mba Qiffah maaf ya” dengan perasaan tidak enak Artri meminta maaf
“udah-udah ndak apa-apa mba Artri, yasudah tutup pintunya kita masuk” balas Mba Qifah santai. Saat Artri menutup pintu, keberadaan Nadian sudah tidak ada di di koridor, dia seakan menghilang menggunakan jurus sintensin no jutsu
“ini apartemen mba juga ya?” tanya Artri saat baru saja duduk di sofa bersebelahan dengan Mba Qifah
“bukan ini punyanya mas Nad, seminggu yang lalu kamu tidur di sini” sambil terus menepuk-nepuk paha Raka Mba Qifah menjawab pertanyaan Artri dengan santai. Santainya Mba Qifah tidak sama dengan perasaan yang dirasa Artri, Artri malah semakin kesal
“hah!?” kagetnya Artri membuat tangannya berhenti mengusap kepala Raka untuk beberapa detik
“yasudah saya langsung cerita saja ya, malam itu Nadian ngetuk-ngetuk kamar saya minta tolong ke suami saya, mas Nad gendong-gendong kamu ngos-ngosan, melihat hal seperti itu suami saya membangunkan saya, karena ini bukan urusan laki-laki lagi, saya langsung membantunya, dia membaringkan kamu di kasur, tapi kamu tidak langsung tidur nyenyak, kamu muntah-muntah di kasur, kamu bisa cek ke kamar mas Nadian, bekas muntah kamu belum dibersihkan sama sekali. Setelah itu saya diminta untuk membersihkan diri kamu, ya saya mandikan kamu, hehehe, ndak papa toh? Kan kita sama-sama perempuan, lalu kamu pakai kaos punya mas Nad sama celananya juga, tapi gak celana dalem loh ya, baju kotormu dicuci sama mas Nad, semalaman sampai siang kamu tidur di sofa ini, saya disuruh nemenin Mba, mas Nad tidur di apartemen saya bareng suami saya, ndak tidur juga sih, mereka malah main game bareng, lalu sekitar jam 8 pagi saya keluar untuk siapin sarapan buat suami saya, mas Nad yang gantian jagain kamu” Mba Qifah menceritakan secara singkat kronologis malam itu
“terus mba Qifah gak kesini lagi? Mba Qifah gak tau dong Nadian ngapain pas berduaan sama saya?” pertanyaan cepat langsung dilontarkan oleh Artri, karena selama Mba Qifah cerita, Artri belum menemukan kesalahan Nadian
“Mba Artri kalo mas Nad mau, sudah dari semalam dilakukan. Lagian ndak lama temen kamu datang jemput kamu” jawab santai Mba Qifah sambil tersenyum lembut
“terus Nadian kemana?” Artri kembali bertanya karena belum menemukan apa yang dia sangkakan selama ini
“sarapan bareng saya sama suami sama Raka juga, saya tanyain kamu katanya sudah pergi sama temenmu” kalimat tersebut sekaligus menjadi akhri cerita yang tidak disangka Artri sama sekali. Artri berjalan menuju kamar Nadian, melihat kasur Nadian yang penuh noda muntah, bau kamarnya tidak sedap, Artri menutup kamarnya lalu pamit buru-buru dengan perasaan malu dan menyesal. Dia bertekat untuk tidak bertemu Nadian lagi karena sangat malu, segera ia memberhentikan taksi untuk menuju kantornya.
Setibanya di kantor, Artri langsung membanting badannya di kursi kerjanya, mukanya sangat kusut, peluh di keningnya tidak mengganggunya sama sekali, beberapa helai rambutnya mengkilap karena keringat.
“ebuset kenek patas manalu, bilang-bilanglah biar gw bisa naek patas gratis” celetuk sorang perempuan dari samping bilik kerjannya
“apaan sihlu, mana ada kenek patas seksi gini” balas Artri sambil tertawa heran
“lah itu apaan di pundaklu, kalo bukan sapu tangan kenek patas” jawab perempuan tersebut sambil menunjuk apa yang ada di pundak Artri
            “ah kenapa sih!” teriak Artri sampai membuat yang lain melirik kearahnya. Belum sempat iya minta maaf, dia dikagetkan oleh pesan masuk yang ada di handphonenya.


Sabtu, 13 Januari 2018

Honorer Relationship #2

"apa-apaan sihlu?? sakit tangan gw, pantesan tangan adek gw sampe merah gitu, elu jadi guru tapi kelakuanlu jauh dari kata teladan ya" ucap wanita tersebut sambil mengatur nafasnya yang ngos-ngosan lantaran menahan sakit di tangannya. mendengar kalimat tersebut Nada semakin menjadi, genggaman tangannya semakin di eratkan, langkahnya menjadi semakin cepat menyeret wanita tersebut. Setibanya di ujung koridor, Nada langsung menyudutkan wanita tersebut di tembok, menekan tangan wanita terbsebut ke tembok di atas kepala, tangan kanan Nadi menutup mulut wanita tersebut
"kamu lebih menggairahkan kalo lagi keringetan sama ngos-ngosan gini ya, beda pas kalo lagi mabok" dengan santainya Nadi mengucapkan kalimatnya di telinga wanita tersebut" tempat tersebut adalah tempat yang jarang disentuh oleh para guru atau penjaga sekolah, hanya anak-anak yang cabut dari jam pelajaran menjadikan tempat tersebut sebagai safe zone, berada di paling ujung dan hanya memiliki satu pandangan yaitu ke bagian belakang komplek elit
"mau ngapain lu, jangan macem-macem ini sekolahan" kalimat pertama yang muncul sesaat Nadi melepaskan sekapannya di mulut wanita tersebut, sambil berusaha mengambil nafas sebanyak-banyaknya, wanita tersebut terlihat sangat ketakutan. Melihat pemandangan tersebut, Nadi menghentikan semua tindakannya lalu mundur sebanyak dua langkah disusul dengan uluran tangannya untuk berkenalan
"saya Nadian, bisa panggil saya Nadi" sambil tersenyum Nadi mengulurkan tangan seperti dia tidak pernah melakukan apa-apa sebelumnya. melihat tingkah Nadi yang tiba-tiba berubah 180' wanita tersebut semakin bingung sampai tidak berani menatap wajah Nai. Hampir sekitar satu menit mereka tidak merubah gerakan, sampai ketika Nadi mengamil langkah untuk meninggalkan wanita tersebut
"Artri, nama gw Artri" Artri sendiri bingung kenapa dia malah memperkenalkan diri, padahal Nadi sudah beranjak meninggalkannya. Nadi menghentikan langkahnya
"di deket sini ada ketupat padang enak, saya mau makan, kamu harus ikut anggep aja ini langkah awal saya mempertanggungjawabkan apa yang telah saya perbuat ke kamu sebelumnya" tawaran Nadi yang tanpa memperdulikan sesuatu apa yang telah terjadi barusan membuat Artri semakin bertanya, apakah benar dia ini seorang guru, tadi seakan Nadi sangat bernafsu untuk menerkam Artri sejadi-jadinya namun tiba-tiba manjadi sangat lembut.
"adek gw gimana, gak usah bertele-tele, langsung aja ke poinnya" Artri mencoba untuk meluruskan kepentingan dia datang ke sekolah, padahal tersirat dia mencoba menghindari ajakan makan dari Nadi, guru mesum aneh.
"adik kamu sudah kembali ke kelas, kita bisa membicarakan adikmu di luar sambil makan, apa ada yang salah dengan ini?" Nadi menjawabnya santai sembari mengambil sapu tangan di kantung celananya, kemudian dengan lembut dia membasuh keringat yang ada leher Artri, menimbulkan perasaan aneh di tubuh Artri, kemudian dengan perlahan basuhan tersebut berpindah ke kening Arti, tangan Nadi menyapu sisi kiri sampai sisi kanan disitu Artri mulai berani untuk menatap wajah Nadi, wajah kalem namun tersimpan ambisi di matanya. sosok yang membuat wanita seperti Artri dengan mudahnya di bawa ke ruangan tidak jelas pada malam itu, sesaat ingatan itu kembali dengan sigap Arta menepis tangan Nadi, tapi nadi malah menahan kembali tangan Artri, kali ini genggamannya sangat lembut telapak tangan Nadi tidak lagi menggenggam pergelangan tangan Artri melainkan telapak tangannya, setelah sapu tangannya di letakan di pundak Artri, tangan Nadi merapikan rambut arta dirapikan poni Artri sampai menutupi keningnya, kemudian meletakan tepian rambut Artri ke bagian belakan telinga, selama Nadi melakukan hal tersebut Artri hanya bisa kembali terpaku pada wajah Nadi yang kalem
"lepasin tangan gw!" bentak Artri selagi Nadi mengusap bagian belakang rambutnya
"tangan kamu sudah bebas sedari saya selesai di bagian poni" memerah muka Artri setelah sadar dengan apa yang diucapkan Nadi, lalu dia sedikit menjauh. nadi menawarkan rokok kepada Artri
"makasih, bukannya di sekolah gak boleh ngerokok?" pertanyaan tersebut dibarengi dengan tangannya yang mengambil satu batang rokok, lalu dengan cepat Nadi menyalakan api untuknya. Artri menerima tawaran rokok karena dia berfikir kalo dia merokok pikirannya bisa jadi lebih rileks
"emang kamu anak sekolah? itu sih yang saya denger dari guru-guru perokok disini, peraturan itu cuma berlaku buat siswa" balas Nadi berisikan sarkas
"elu gak ngerokok?" tanya Artri kepada Nadi karena dia merasa canggung merokok sendirian di lingkungan sekolah
"enggak, saya sudah berenti, ini rokok tadi dapet razia, kalo kamu mau ini buat kamu terus sisanya saya ambilkan di laci meja masih banyak disana" mendengar jawaban tersebut Artri langsung mematikan rokoknya.
"ayo kita langusng ngomongin adek gw aja, dimana tempat makannya?" Artri ingin cepat-cepat selesai dari urusan ini dan segera pergi, karena sudah banyak perasaan dan pikiran tidak karuan merasuki dirinya.

sepanjang mereka melewati lorong, yang terdengar adalah teriakan murid mengejek mereka berdua
"uset, abis enak-enak nih pa"
"bagi-bagilah pak, bawa ke warung"
"gede njir, 34 34, 36 juga bisa itumah"
"parah sendirian di pojok parah pak Nad nih"
mendengar kegaduhan tersebut Artri hanya bisa pura-pura memasang wajah santai, akhirnya dia tahu maksud dari Nadian merapikan penampilannya. apa jadinya kalau tadi dia masih berantakan dan harus melewati koridor yang penuh dengan murid-murid bangor. setibanya di lokasi, dan menyelesaikan sarapannya Nadian membuka percakapan yang tidak disangka oleh Artri
"saya lebih tertarik membicarakan malam yang menggairahkan itu" ekspresi wajahnya kembali menjadi Nadian yang penuh hasrat
"engga gini perjanjiannya, lu bilang mau ngomongin adek gw, lagian gw juga udah anggep itu sebagai kegoblokan gw, selama gak terjadi hal-hal yang diinginkan" ketus Artri
"kalo 12 bulan kedepan terjadi sesuatu gimana?" bisik Nadi sambil mendekatkan bibirnya di telinga Arti
"tunggu jangan bilang lu......?" Artri mencoba melawan dugaannya serentak tangannnya mendorong tubuh Nadi

"ikut saya ke tempat waktu itu dan kita buat lagi semuanya jelas, serasa ada yang kurang" kembali tangan Nadi menggenggam lengan Artri lalu menyeretnya ke mobil, Artri ikut tanpa perlawanan, dipikirannya terganggu oleh dugaannya yang terlalu jauh, dia benar-benar tidah ingat apa yang terjadi malam itu

Selasa, 09 Januari 2018

Honorer Relationship

Sudah berakhir hari libur, Nadian mulai mengeluhkan kembali rutinitasnya menunda alarm sampai pada waktu teriakan ibunyalah yang membangunkannya. Sejak kecil Nadi memang tidak bisa bangun sendiri, kalau bukan ibunya yang membangunkannya. Pekerjaannya yang sekarang dirasa berat untuknya karena dia harus bangun sangat pagi agar tidak telat sampai tempat kerjanya. Sembari memanaskan vespanya Nadi menyantap sarapan nasi uduk dan teh manis panasnya, sarapan yang paling cocok untuk pria yang sulit bangun pagi, makanan cepat saji pagi hari.
”kamu harusnya dibiasakan loh mas bangun pagi, apalagi kerjaanmu yang sekarang” nasehat saban hari yang selalu terucap dari ibunya disetiap mereka sarapan bersama
“Nadi jadi pengen tau kalo nanti bukan bunda yang bangunin Nadi?” balas Nadi yang jauh dari kalimat jawaban
“maksud kamu?” heran ibunya mendengar anak semata wayangnya yang sekan melantur
“ya kalo nanti Nadi punya istri, dan dia yang bangunin gimana ya?” jawab Nadi sambil memasang muka lucu di depan ibunya
“halah cangkemu, palingan gak sampe seminggu istrimu minta cere, karena susah bangunin kamu” balas ibu Nadi sambil mencubit sikut Nadi
“ah bunda mah gitu sih, mana ada belum seminggu minta cere?” tukas Nadi sambil memasang muka masam”
“lagian kamu ini yang engga-engga aja, bunda aja belum pernah denger kamu deketin siapa, apalagi liat” balas ibu Nadi sambil memasukan bekal untuk anaknya.
“bunda mau yang macem apa, sebut aja bun sebut” Nadi menjawabnya dengan gaya sengak dan sok ganteng tersebut
“yang kaya apaya, bunda bingung sih, kalo dulu pas jaman bunda yang cocok buat calon mantu mah yang pinter masak, cantik, bibirnya tipis, rambutnya sepinggang, ada lesung pipinya, giginya gingsul, pinter nari, bisa main alat musik” jawabnya dengan nada yang lembut sambil tersenyum
“yaaaaahh, itu mah bunda, iya bun iya bunda doang emang yang paling emang” Sebal Nadi mendengar jawaban guyon bundanya
“yasudah berangkat sana, bekalmu sudah bunda masukan di dalam tas, kalo janda sebelah ngegodain jangan tergoda”
“yakalo godaannya maut, dikit mah bisa kali bun” jawab randi sambil senyum licik dibarengi dengan cubitan di pipi bundanya
“bisa bunda gesperin pala kamu” jawab bunda Nadi kesal
“oke bun aku berangkat ya”
Setelah earphone terpasang Nadi menark gas motornya kemudian berlalu. Berangkat pagi memang menguntungkan bagi warga Jakarta karena lalu lintas belum terlalu padat, jadi Nadi bisa menikmati perjalanan sambil menikati lagu-lagu Oasis dari handphone-nya.
“nah ini dia bocahnya sampe juga” teriak salah satu sapaan dari sudut ruangan kerja Nadi
“alesan apa lagi Pak Nadi, macet, ban kempes, vespanya masalah?” sambung salah satu perempuan yang ada di ruangan tersebut
“iya ngapa yak?” Nadi menjawab seadanya sambil tertawa
“ngapa tauk, elu hari ini kan pidato, harusnya cepet dikit datengnya, dikiiiiiiiiiit” balas Fadlan sambil melayangkan sentilan di teinga kanan Nadi
“lah ini kan hari pertama, harusnya bos besar yang lakuin” Nadi menjawabnya sok tau. Nadi memang menganggap enteng masalah ini, dia tau kalau kali ini adalah jadwal dia pidato, tapi dia mengira akan digantikan dengan orang lain yang lebih layak
“alesan aja ini si ganteng” celetuk salah satu perempuan tua di ruangan tersebut
Setelah beberapa rangkaian, tibalah saatnya Nadi untuk berpidato, ditengah pidatonya terdengar suara “alah bacotlu pa!” teriakan tersebut terdengar jelas sampai ke setiap gendang telinga semua peserta. Nadi menghentikan pidatonya sementara lalu tidak sampai satu menit melanjutkan kembali. Setelah kegiatan selesai semuanya kembali ketempatnya, tapi tidak dengan Nadi, dia berlalri dan mengejar seseorang yang mengganggu pidatonya, sambil memasang muka merah dia menggenggam tangan orang tersebut sekuat-kuatnya lalu menyeretnya ke ruangannya.
“bapak mau kamu panggil orang tuamu sekarang juga, bapak tunggu!” tanpa basa basi Nadi membentak anak tersebut
“mereka gak mungkin datang pak, apapun alesan bapak mereka gak mungkin datang” balas anak tersebut secara santai
“siapapun wali kamu bapak ingin menemuinya pagi ini!?” tanpa jeda Nadi melanjutkan perintahnya ke anak tersebut
30 menit berlalu kemudian ada seorang perempuan berpakaian sangat formal diantar sampai ke meja Pak Nadi, tidak salah lagi, dialah orang yang di tunggu-tunggu Nadi. Kaget Nadi melihat siapa yang ternyata menemui dia, seorang perempuan yang dia rasa kenal baru-baru ini. Perempuan tersbeut memperhatikan tangan adiknya yang memerah sementara Nadi masih terpaku pada tatapannya.
“oh jadi buat ini adik saya……” belum sempat perempuan tersebut menyelesaikan kalimatnya, rasa kaget membuat dia tak bisa melanjutkan omongannya. Rasa kaget Nadi meningkat menjadi bingung yang menggaung di kepalanya
“elu! Ngapain lu di sini, apa-apaan ini!?” perempuan tadi tidak melanjutkan kalimat sebelimnya melainkan melontarkan pertanyaan lain dengan nada sangat tinggi, suaranya terdengar ke seluruh ruangan, untung saja saat itu hanya tersisa dua orang guru yang tidak ada jadwal di jam pertama
“jadi pak Nadian gimana rasanya meniduri wanita cantik yang sedang mabuk!?” perempuan tersebut melontarkan pertanyaan lainnya seblum Nadi menjawab pertanyaan sebelumnya. Sontak dua orang guru yang ada di ruangan tersebut memusatkan mata dan telinga ke arah meja Pak Nadian

Tanpa basa basi Nadi menarik perempuan tersebut keluar ruangan menuju ke sudut koridor kelas