Sabtu, 08 Februari 2014

Tanpa Piala #1

"sudahlah apalagi yang kamu cari?" radi masih bertanya dalam hatinya berharap sampai hati yang lainnya, disaksikan tiga cangkir kopi dan 3 bungkus kue pia, berdiri dari kursinya kemudian duduk lagi sambil mengusap-memukul pahanya tidak jelas apa yang mau ia lakukan, melirik ke arah lampu ked hpnya berharap warna biru yang berkedip, karena dia tahu benar jika warna itu yang berkedip itu pasti dari Sasha. tanpa sadar kalutnya Radi meninabobokan dia, mungkin itu jalan Tuhan agar hatinya tidak bekerja keras merasakan dugaan dari pikirannya. bukankah dengan seperti itu dia lupa berdoa untuk yang dikasihinya agar baik2 saja, atau bahkan dia bisa berdoa agar dia bisa melupakannya, mungkinkah dia bermimpi tentang Sasha? tapi memang harapan bagi siapa saja yang berharap selalu saja tercipta tanpa sengaja walau itu harus dihadirkan di mimpi. radi terbangun dari tidurnya bukan karena mimpinya tapi karena keadaan tidurnya yang membebani lehernya, semalaman dia tertidur dengan keadaan duduk, tak ada yang menopang lehernya tak ada yang menopang punggunya dengan benar, dan tak ada yang yang menopang harapannya. dia berdiri dari duduknya berjalan kearah dapur untuk minum. kemudian berjalan ke arah kamarnya untuk tidur lagi. tepat pukul sepuluh pagi Radi bangun, seperti anak muda kebanyakan yang bangun tidur mencari gadget bukan mencari sarapan, betapa kagetnya dia ketika dia melihat 12 misscall dari Sasha, dengan cepat dia menghubungi nomer Sasha tetapi tidak aktif, terus saja dia menghubungi nomer tersebut tetapi hal sama yang ia dapatkan, Radi semakin panik, memikirkan apa yang sebenarnya terjadi selama ia tidur, apa yang ingin disampaikan Sasha selama ia tertidur? dengan cepat dia membuka twitter, lalu mencari tahu tentang Sasha, berharap ada petunjuk disana, tetap sama saja tidak ada jawaban disana, dengan waktu yang sama saat dia memandangi timeline Sasha hpnya berdering, kemudian Radi mengangkatnya "hallo!!!, eh buru ke kampus ada pak Jalal tuh, katanya mau minta tanda2 tangan? mau lulus gak lu!? ternyata bukan Sasha melainkan bungkus Sasa (mecin) dengan cepat Radi mempersiapkan diri untuk ke kampus. setibanya dia di kampus Radi langsung mengurus berkas kelulusannya, akhirnya dia akan wisuda bulan depan, dirinya senang bukan kepalang, dia memberikan kabar baik ini ke orang tuanya di kampung, kemudian dia menghubungi Sasha karena permintaan Sasha agar Radi lulus tahun ini bisa tercapai. "nomer yang anda sedang sibuk, cobalah sesaat lagi............" saat dia mencoba lagi, tiba2 hpnya mati karena lowbat, Radi memutuskan untuk pulang karena chargeran hpnya tertinggal dirumah, saat keluar dari gedung parkir dia bertemu dengan teman2nya yang secara otomatis mengajaknya untuk merayakan keberhasilan dia dan teman2nya hari ini "di mau kemana sih lau? kita syukuran dulu lah" Jaya mengajaknya untuk pergi main "hehe, hmmmmm ta..." belum Radi menyelesaikan kalimatnya Samuel menimpalinya "lah lu batulu mau gak ikut, kakulu ah, sebentar aja sial, gak sampe pagi, palingan juga sampe jam sembilan, yaudah ayo gak usah pake mikir" Radi gak mungkin bisa mengelak lagi, alasan apapun tidak bisa dia gunakan, "yauds gout ikut" berangkatlah mereka ke mana tau dah. sepulangnya Radi di kostan dia menemukan sepucuk surat di depan pintunya, surat itu dari Sasha, dengan cepat Radi membuka lalu membacanya "Radi tadi aku nunggu disini dari jam 4 sore, aku hubungin kamu tapi nomer kamu sibuk terus gak aktip, aku cuma mau bilang..........    

TO BE CONTINUED........