Puisinkron

                                                      Ibu

Mereka bukan yang menyatukan beberapa dunia agar berdamai
Mereka menyatukan hati kita sangat dekat dengannya agar damai terasa
Mereka bukan ilmuan yang meneliti sesuatu dan menemukannya untuk dikenang
Mereka menemukan kita disaat yang tepat, tanpa harus diteliti
Tak pernah terkenang, selalu terasa walaupun tiada
Mereka bukan diktator yang berteriak berharap dihormati
Mereka bergerak dengan nalurinya dan kita menghormatinya
Mereka tidak pernah membeli benang untuk disulam, memberikannya kepada kita
Mereka menariknya dari jantung mereka, dan terasalah kasih sayangnya
Mereka bukan orang yang duduk dikursi gemerlap selalu mementingkan dunia
Mereka duduk tepat disamping kita lebih penting dari dunia
Mereka bukan anomali
Mereka nyata
Mereka bukan interferensi
Mereka satu
Mereka yang nyata dan Satu
Merekalah Ibu kita


Sakit Jenerik


Aku ke kamu bukan cuma mau
Aku ke kamu bukan cuma waktu
Aku ke kamu bukan cuma menunggu
Aku ke kamu bukan cuma mampu

Kamu ke aku aku tidak tahu
Kamu ke aku berkabut ragu
Kamu ke aku beberapanya menjadi ambigu
Kamu ke aku syududududuuuu

Kita masih saling berbagi waktu walau jarang
Kita masih saling perduli walau terkesan timpang
Kita masih saling sayang walau tidak satu sarang
kita masih saling sungsang

Aku mampu menunggu waktu yang kamu mau
Aku tidak tahu ada ragu yang menjadi ambigu
Aku pusing tidak enak badan meriang flu
Aku sungguh merindukan kamu



                                                                    Kamu Begitu

Hari ini kamu diam
Besok kita bertemu kamu pasti menggumam
Perasaan kita seakan tak seragam
Bisakah kita mengucapkan cinta seringan mengucap salam

Jangan bermimpi lebih dari sejengkal
Pelabuhan hatinya tidak untuk bersandarnya kapal
Saban hari mereka bilang pedas kudengar lebih dari sambal
Aku tau jarak hati kita tidak sampai sejengkal

Kamu itu aduuuuhhh
Hampir semua sudah kutaruh
Biarkan aku ini berlabuh usap semua peluh
Rebahkan aku di lapang punggungmu sayang hanya kamu yang aku butuh

Siang malam pucuk pengharapanku berdoa tanpa dahaga
Ragaku ikhtiar namun apa guna dia tidak bisa apa-apa
Hijabmu ditenun dari benang hatimu seantai-antai panjangnya
Semoga kita jodoh bukan cuma di dunia


                                                         Besok Libur
Tuhan yang menentukan
Aku sudah dan cuma bisa merencanakan
Besok aku libur sampai bulan depan
Memang sebentar kalau untuk berduaan

Kita bisa membicarakan hari kemarin di minggu pertama
Kemudian kita saling terdiam di minggu kedua
Minggu ketiga kita masih terdiam lupa bagaimana caranya menyapa
Minggu keempat kita dihabiskan oleh selisih logika

Tuhan yang menentukan
Kamu sudah dan sangat terbiasa merencanakan
Besok kamu libur sampai waktu yang tidak bisa ditentukan
Tulis pengalamanmu di buku catatan letakan di atas meja makan

Sayang besok aku libur sampai waktu yang tak bisa ditentukan
Kita bisa lebih banyak mentasbihkan waktu berduaan
Mencari suatu yang baru hingga menjadi candu candaan
Bukan sayang bukan ganja aduhhh kamu ini beneran


0 komentar:

Posting Komentar